Wednesday, August 15, 2012

Apa yang Akan Saya Lakukan Ketika Sudah Bergabung dalam MTI?


Perkenalkan nama saya Aditya Parama Setiaboedi. Saya dilahirkan di Bandung pada tanggal 2 Agustus 1994. Saya adalah mahasiswa MRI (Managemen Rekayasa Industri) ITB dengan NIM 14411051. Dengan megikuti acara PPAB MTI, tentunya saya berkeinginan untuk dapat bergabung dalam MTI (Keluarga Mahasiswa Teknik Industri). Alasan mengapa saya berkeinginan masuk ke dalam MTI akan saya jelaskan dalam essay singkat ini.

Pertama, alasan saya ingin bergabung dalam MTI adalah saya ingin menjalin koneksi yang luas. Dalam MTI, nantinya saya tidak hanya bergaul dengan rekan-rekan seangkatan saja, namun juga rekan angkatan atas dan angkatan bawah.  Koneksi adalah salah satu factor penting dalam dunia keprofesian.  Dengan berkenalan dengan banyak orang dan menjalin koneksi yang luas, peluang untuk sukses saat memasuki dunia keprofesian nanti sangat tinggi.  Ditambah lagi saya dapat berkenalan dan belajar dengan senior-senior yang sudah terlebih dahulu sukses di bidangnya-masing-masing. Saya memang tidak bercita-cita menjadi karyawan atau pekerja kantoran, tapi saya ingin menjadi wirausahawan.  Dengan menjalin koneksi yang luas, saya harap dapat sangat membantu perkembangan bisnis saya ke depannya.

Kedua, saya ingin mendapatkan sebuah keluarga baru selama menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi di ITB.  Saya ingin memiliki sebuah komunitas yang akan bertahan hingga meninggal nanti. Saya berharap rekan-rekan MTI-lah yang nanti akan dating ke pernikahan saya, menghadiri syukuran kelulusan saya, dan akhirnya menshalatkan jenazah saya dan mengantar saya sampai liang lahat.  Jujur, hubungan saya dengan teman-teman SD dan SMP saya cukup renggang.  Semenjak saya lulus SD, saya belum pernah menginjakkan kaki di sekolah tersebut lagi.  Saya juga belum pernah bertemu dengan teman-teman saya di acara reuni ataupun buka puasa bersama.  Bahkan, saya tidak mempunyai nomor kontak maupun pin BlackBerry teman-teman SD saya. Dengan teman SMP, saya masih sering bertemu dan mengadakan acara bersama seperti buka puasa bersama atau semacamnya.   Namun tetap saya hubungan saya  belum bisa dibilang cukup erat dengan mereka.

Saya berharap di MTI saya menemukan komunitas keluarga yang akan bertahan hingga akhir hayat nanti.  Saya ingin meneukan sebuah keluarga seperti rekan-rekan SMA saya.  Kami dapat saling bercerita, bermain dan bercanda dengan akrab walaupun dipisahkan jarak dan waktu.  Sedikit cerita, bersama rekan-rekan sekelas saya waktu SMA, karena sudah akrab kami sering melakukan banyak hal baik yang biasa maupun yang memalukan. Kami sering sekali mem-bully, mengejek-ngejek (hanya bercanda sih), maupun membicarakan rekan-rekan kami tanpa beban. Dan yang menjadi objek tidak marah atupun kesal.

 Dalam urusan makan, kami bisa dibilang rakus dan kalap. Misalnya saja, dulu kami sering bercanda dengan melempar biscuit ke udara, dan ketika jatuh, kami berebutan memakan serpihan-serpihan yang tercecer di lantai. Contoh lain ketika kami mengadakan acara buka puasa bersama di bulan puasa 1433 H ini. Kami merencakan acara tersebut di rumah salah reorang teman di Cimahi. Lucunya, kami tidak memikirkan mengenai konsumsi sama sekali.  Walhasil ketika kami tiba saat waktu berbuka di sana, kami tidak memiliki makanan sama-sekali. Dengan rakusnya akhirnya kami “menjarah” semua SDM (Sumber Daya Makanan) yang ada di rumah tersebut.  Kalau Anda atau orang lain melihat hal tersebut mungkin Anda akan berpikir kami aneh ataupun abnormal. Namun yang saya rasakan adalah kami mendapatkan nilai sebuah keluarga dan kebersamaan dari sana.  Saya pikir ikatan sebuah keluarga yang sesungguhnya adalah dimana kita dapat menampilkan pribadi kita yang sebenarnya, mencurahkan isi hati dan pikiran dengan leluasa serta dapat melakukan banyak hal bersama tanpa beban di dalam suatu komunitas.  Saya harap MTI dapat menjadi keluarga saya selama-lamanya.

Ketiga, alasan saya ingin bergabung dalam MTI adalah saya ingin berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan di ITB.  Saya ingin berpartisipasi aktif dan berkontribusi nyata dalam berbagai kegiatan himpunan maupun kampus, sesuai dengan visi angkatan kami.  Jujur, selama masa TPB, saya hanya mengikuti satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Unit tersebut adalah GAMAIS ITB, itupun saya tidak begitu aktif di dalamnya. Saya lebih aktif di kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler saya saat SMA, seperti menjadi pembimbing juga panitia acara. Untungnya SMA saya dekat dengan kampus ITB. Alasan saya kurang aktif di kegiatan kemahasiswaan di ITB saat TPB adalah saya kesulitan beradaptasi dengan dunia malam ITB. Dunia malam yang saya maksud di sini adalah kegiatan unit maupun KM (keluarga mahasiswa) ITB yang dilaksanakan pada malam hari.  Semenjak ayah saya wafat pada tahun 2009, saya harus mengusahakan agar tidak pulang malam agar dapat menjaga dan menemani ibu saya di rumah. Saya merasa iri dengan rekan-rekan saya yang ngekost ataupun dapat pulang malam.  Mereka dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di kampus yang sampai malam dengan riang dan tanpa beban. Saya bahkan tidak ikut kegiatan OSKM.  Ketika mendengar rekan-rekan saya  menceritakan betapa menariknya acara diklat OSKM, air mata saya hamper menitik karena penyesalan karena tidak mengikuti acara tersebut.  Di MTI nanti saya pikir kegiatan-kegiatannya akan dilaksanakan lebih banyak pada siang hari. Saya berharap saya dapat berkontribusi maksimal pada kegiatan-kegiatan yang di adakan MTI.

Ada banyak kegiatan yang saya rencanakan akan saya ikuti saat bergabung dalam MTI nanti.  Pertama, saya ingin ikut menyiapakan acara wisuda ITB. Saya belum pernah menghadiri acara wisudaan ITB. Ketika saya mendengar cerita-cerita tentang acara wisuda seperti arak-arakan dan syukuran wisuda, saya pikir acara tersebut sangat menarik dan tidak terlupakan.  Saya juga ingin berpartisipasi dalam kegiatan rutin MTI lainnya seperti Pengabdian Masyarakat, Buka Puasa Bersama, Pimp My Himp, Rapat, dan lain lain.  Ketika menonton video mengenai Pengamdian Masyarakat yang dilakukan oleh tiap-tiap himpunan, saya jadi tertarik untuk berpartisipasi di dalamnya.  Tidur di rumah tradisional masyarakat pribumi, berternak, bercocok tanam, mandi di sungai dan bergotong royong dalam membangun fasilitas menurut saya adalah hal yang sangat menarik dan menyegarkan.

Saya juga berencana berpartisipasi dalam lomba-lomba dan liga olahraga.  Saya ingin mengikuti lomba-lomba rumpun keilmuan yang saya tekuni. Saya yakin MTI akan memfasilitasi saya dalam mengikutinya mulai dari pengumuman tentang diadakannya lomba, sampai bimbingan dalam mempersiapkannya.  Saya juga ingin mengikuti liga antar mahasiswa yang diadakan intra MTI sendiri maupun antar himpunan mahasiswa. Rasanya pasti asyik apabila kita dapat mengharumkan nama MTI dan membawa pulang thropi dan medali kemenagan.

Terakhir, yang saya ingin lakukan di MTI adalah menjadi panitia PPAB. Saya ingin menjadi bagian Litbank dalam posisi kepanitian nantinya. Alasan saya ingin menjadi Litbank adalah saya senang memeriksa tugas-tugas yang diberikan, mulai dari membaca buku angkatan, sampai mengomentari blog-blog peserta PPAB.  Ada kesenangan tersendiri yang saya dapat saat membaca dan mengomentari tulisan-tulisan orang. J

Sunday, August 12, 2012

Review Bubar TI-MRI 2011


Bubar (Buka Puasa Bareng TI-MRI 2011)

Sebenarnya sejak tanggal 20 Juni 2012 (sehari setelah prainteraksi), TI-MRI 2011 selalu mengadakan buka puasa bersama karena mengerjakan tugas sampai malam.  Namun, cara bubar  yang resmi kami rencanakan pada hari Senin tanggal 6 Agustus 2012.  Tanggal tersebut kami pilih karena MTI juga mengadakan acara bubar bersama anak yatim, sehingga kami meyakini tidak ada interaksi normal maupun malam paada hari tersebut.

Terlebih dahulu kami melakukan kumpul angkatan untuk mengerjakan tugas angkatan terlebih dahulu. Kami berangkat bersama dari ITB menggunakan kendaraan mobil dan motor pribadi. Syukurlah, kapasitas kendaraannya muat untuk seluruh orang yang ikut sehingga kami tidak perlu men-carter angkot lagi. Karena kesulitan menemukan alamat rumah Baninda yang menjadi venue acara bubar dan keterlambatan waktu keberangkatan, kami baru tiba pukul 17.30 lebih.

Kami berbuka dengan air mineral dan buah kurma sebagai ta’jilnya serta gorengan.  Setelah itu kami menyantap hidangan Hoka-Hoka Bento. Lalu kami menunaikan ibadah shalat maghrib secara bergantian.  Sembari tim acara menyiapkan acara selanjutnya di dalam rumah, anak-anak yang lain pergi ke luar rumah untuk karaoke bersama.  Dengan iringan gitar yang dipetik oleh luhut dan drum box yang ditabuh oleh Ifan, kami bernyanyi dengan riang gembira.  Kami dapat bernyanyi tanpa harus khawatir mengganggu tetangga karena rumah-rumah disekitar rumah Baninda belum berpenghuni.  Acara karaoke ditutup dengan menyanyikan lagu angkatan dengan semangat.

 Setelah persiapan acara indoor oleh tim acara selesai, kami pun masuk kembali ke dalam rumah.  Dengan bantuan proyektorm kami menonton slide show dokumentasi saat pengerjaan tugas PPAB serta testimoni dan harapan mengenai angkatan kami yang telah dikumpulkan sebelumnya. Terdengar gelak tawa dan sesekali isak tangis saat foto-foto tersebut ditayangkan.

Acara salanjutnya adalah kuis yang dipandu oleh MC Gita yang interaktif.  MC Gita mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nama salah seorang rekan kami dan NIM-nya.  Orang yang berhasil menjawab dengan benar berhak memperkenalkan dan mempromosikan dirinya di hadapan seluruh orang yang hadir.

 Ada beberapa kejadian menarik saat kuis berlangsung. Saat mempromosikan diri, Nico memproklamasikan perasaan cintanya pada Deli (sayangnya Deli berhalangan hadir pada acara tersebut) dan meminta doa mengenai kelanjutan hubungan mereka.  Aiman dengan malu-malu mengungkapkan perasaan cintanya terhadap Aini yang sudah tumbuh semenjak TPB.  Dengan berani Agi menembak Yuni di depan semuanya.  Namun Yuni masih menyimpan jawabannya dan belum menjawab pernyataan cinta Agi.  Salah seorang rekan kami, Parama, unjuk kebolehan dengan menyebutkan nama lengkap seluruh orang yang hadir di acara tersebut. 

Acara ditutup dengan Adnan, sang PJ bendera angkatan, mem-floor-kan foto bendera angkatan yang sudah jadi dan menjelaskan mengenai filosofi logonya.  Sekitar pukul 21.30 acara selesai. Kami pun pulang ke rumah menggunakan sistem pemulangan.

Sunday, August 5, 2012

Review Hari kKe-4


PPAB hari kedua dimulai dengan dikumpulnya kami di GSG. Setelah apel pagi, proses pengecekan spek dilakukan. Ternyata banyak diantara kami yang tidak membawa alat shalat (dalam hal ini sajadah). Kami melakukan senam layang sebanyaj 40 hitungan sebagai konsekuensi atas kekurangpedulian kami terhadap teman yang lain untuk mengingatkan kelengkapan spek. Saat pengumpulan tugas harian dilakukan, ternyata masih banyak diantara kami yang terlambat mengerjakan review di blog. Hal ini mungkin dikarenakan kami yang pulang terlalu malam sehingga tidak dapat mengepos surat kami.

Setelah apel pagi acara dilanjutkan dengan materi yang diberikan di ruang PTI. Materi pertama diberikan oleh ka Suryo mengenai urgensi berhimpun. Dari penyampaian materi tersebut, paaradigma saya mengenai budaya berhimpun mahasiswa menjadi lebih terbuka. Materi kemudian dilanjutkan dengan pengenalan struktur organisasi MTI.  Penjelasan mengenai struktur organisasi ini dijelaskan oleh para senior secara bergiliran tiap divisi.

Pemberian materi dilanjutkan dengan acara Amazing Race. Mendengar namanya saja saya  sudah bersemangat dan mengharapkan sesuatu yang luar biasa pada sesi kali ini. Dan ternyata harapan saya tidak dikecewakan. Acaranya memang seru dan menarik, apalagi setelah tiga hari ke belakang kami hanya mendapatkan materi dan duduk lama di dalam ruangan.  Kami dikelompokkan berdasarkan kelompok mentoring. Kemudian kami diberikan petunjuk untuk menuju tempat pos masing-masing. Di tiap pos kami diminta untuk menampilkan yel-yel kelompok dan melakukan game-game.  Perjalanan kelompok kami cukup mulus. Selama perjalanan alat komunikasi dan alat elektronik lainnya dikumpulkan kepada mentor.

Setelah asramaw untuk melakukan  forum rica, Waupun materi senyembra dan pengumpulan dari sekarang, saya dan kelompok tetap mengerjakan dengan serius. Pada akhirnya, di akhir acara ada sesi pembagian hadiah untuk presentasi 7 tools dan kelompok peserta forum Riska. Alhamdulillah kelompok saya adalah kelompok yang mengingatkan pada teman-teman yang lainnya. Apel sore dilakukan dalam waktu yang singkat karena saat itu jam gadang hampir menunjuukkan sebentar lagi waktu di kontrak belajar untuk dimutiara. Hari ini pun kami diberikan beberapa tugas angkatan kembali. 

Friday, August 3, 2012

Review hari ke-2


Acara PPAB MTI 2012 dimulai dengan dikumpulkannya kami di gedung PTI TI ITB. Di sana cek kelengkapan barang bawaan dilakukan, Minimum kehadiran di cek apakah sesuai kontrak belajar yaitu 161 orang, bagaimana absensi, berapa orang yang sakit dan berapa orang yang izin. Ternyata kami masih melakukan banyak kesalahan pada hal tersebut.   Kami menyaksikan sendiri PJ Spek kami, Andi Dananto, melakukan konsekuensi atas kesalahan rekan-rekan. Kami belajar untuk lebih disiplin dan rapi.

Setelah cek spek selesai, kemudian kami dijelaskan materi mengenai Quality Control. Quality control adalah Pengendalian Kualitas maksudnya kita harus mampu melakukan perbaikan kualitas yang berkelanjutan pada suatu proses produksi karena peningkatan ekspektasi konsumen. Seorang engineer harus memutuskan atau menyelesaikan masalah dengan data. Itulah cara yang membedakan antara enginer khususnya TI dengan status lain diluar engineer. Bermain data, lalu selesaikan masalahnya. Untuk memetakan suatu masalah dapat dipetakan melalui seven tools. Ketujuh ala tersebut terdiri dari :

1.       Flowchart , adalah cara untuk memetakan algoritma. Dengan menggunakan symbol symbol misalnya proses divisualisasikan dengan symbol persegi panjang
2.       Control chart adalah cara untuk mengetahui seberapa banyak produk yang menyimpang, misalnya alatnya harus berukuran 2 cm, namun ada yang melebihi bahkan berkurang dari nilai standar itu.
3.       Check sheet adalah cara untuk melist defect dari produk
4.       Histogram adalah check sheet yang divisualkan
5.       Pareto chart adalah memperhatikan permasalahan mana yang harus diprioritaskan
6.       Cause and effect/fish bone adalah cara untuk menganalisis penyebab-penyebab dari permasalahan yang diprioritaskan di pareto chart
7.       Scatter plot yaitu permasalahan di cari hubungannya dengan penyebabnya, dicari regresinya.dibuat sumbu x, sumbu y.dan memperhatikan hubungannya

Setelah kami melakukan studi  kasus bersama dengan pemateri, kami berkumpul bersama kelompok mentor masing-masing untuk melakukan studi kasus. Kasus yg kami bahas adalah mengenai tugas angkatan yang tak kunjung usai. Setelah melakukan diskusi kelompok, kami berkumpul dengan beberapa kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Thursday, August 2, 2012

SWOT dan TOWS-Strategy

Untuk penjabaran Strength, Weakness, Opportunity dan Threat akan saya jabarkan dapan bentuk point-point.
1.      STRENGTH
a.       Sudah memiliki penghasilan sendiri dari bisnis yang saya jalankan sehingga sudah tidak perlu meminta uang jajan dari orang tua
b.      Memiliki kepribadian phlegmatis/sanguinis. Saya memiliki kombinasi sifat-sifat positif dari kedua kepribadian tersebut.
c.       Memiliki pandangan yang terbuka terhadap perkembangan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi
d.      Mudah beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru
e.       Merupakan pendengar yang baik untuk berbagai macam hal dan merupakan pendengar yang baik
f.       Memiliki beberapa skill non akademik yang menari seperti pewacanaan tarot, sulap, hypnosis dan akupuntur.

2.      WEAKNESS
a.       Sering menunda-nunda dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan.
b.      Sering mengubah-ngubah prioritas agenda kegiatan menurut skala prioritas
c.       Masih bersifat kekanak-kanakan
d.      Jika sudah asyik mengerjakan suatu hal kadang sering lupa waktu
e.       Kurang disiplin dalam mengatur keuangan sehingga sering terjadi pengeluaran lebih banyak dari pemasukan.
f.       Kadang kurang memperhatikan omongan yang terucap dari mulut

3.      OPPORTUNITY
a.       Ada banyak kenalan baik di angkatan atas maupun rekan-rekan di fakultas lain sehingga banyak koneksi dan sumber informasi mengenai kegiatan di kampus ITB
b.      Posisi rumah strategis karena kemudahan akses terhadap tempat-tempat seperti rumah ibadah, indomaret, alfamart, warnet. JNE dan lain-lain.
c.       Lama tinggal di Bandung sehingga cukup mengetahui mengenai berbagai daerah di Bandung, rute angkot, bahasa Sunda dan tempat membeli berbagai macam kebutuhan
d.      Ayah saya mewariskan perpustakaannya yang berisi buku-buku dari berbagai kategori yang dapat saya manfaatkan untuk mengembangkan pribadi saya.

4.      Threat
a.       Larangan pulang malam dari orang tua sehingga saya memiliki keterbatasan untuk melalukan kegiatan kemahasiswaan di kampus sampai malam
b.      Sudah terikat kontrak kerja di luar kampus sehingga tidak dapat full time dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus
c.       Pengaruh buruk pergaulan yang salah di dalam maupun di luar kampus
d.      Kenaikan harga sembako yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Penjabaran TOWS-Strategy juga akan saya jabarkan dalam bentuk poin-poin di bawah ini :
1.      STRENGTH – OPPORTUNITY
Karena saya lama berdomisili di Bandung saya banyak mengetahui berbagai tempat-tempat kuliner, wisata, dan tempat membeli berbagai macam kebutuhan. Hal ini dapat menguatkan kekuatan saya yang mudah bergaul dengan lingkungan baru. Misalnya saja dalam berkenalan dengan orang-orang baru yang semuanya adalah perantau di Bandung, saya dapat menolong mereka beradaptasi dengan budaya Bandung dan menjadi “tour guide” wilayah Bandung bagi mereka. Tentunya dengan banyak mengenal orang baru dari berbagai daerah saya dapat menambah koneksi dan sumber informasi.

Salah satu kelebihan saya adalah open-minded terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan peluang saya yang kenal dengan banyak teman di multidisiplin lain. Saya dapat bekerja sama dengan rekan-rekan dengan latar belakang berbagai multidisiplin untuk mengikuti lomba, merancang sesuatu, ataupun melakukan riset bersama untuk kemajuan di bidang teknologi dan sains.

2.      WEAKNESS – OPPORTUNITY
Salah satu kekurangan saya adalah kurang disiplin dalam mengatur keuangan sehingga sering terjadi pengeluaran lebih banyak dari pemasukan. Dengan peluang ayah saya yang mempunyai banyak buku mengenai managemen waktu dan pengembangan diri, saya dapat membaca buku-buku  tersebut untuk mengembangkan diri saya agar dapat meminimalisasi kekurangan-kekurangan saya. Saya dapat berubah menjadi lebih disiplin dalam mengatur waktu dan keuangan, tidak egois, lebih rajin dan bersikap lebih dewasa.

3.      STRENGTH – THREAT
Dengan kelebihan-kelebihan yang saya miliki saya dapat meminimalisasi hambatan-hambatan yang mungkin akan saya hadapi. Misalnya saja  saya akan lebih selektif dalam bergaul agar tidak terjerumus kedalam lingkungan yang buruk.  Saya juga dapat nebeng dengan teman saya apabila saya pulang malam akibat kegiatan kemahasiswaan untuk mencapai rumah saya. Saya tetap akan pulang malam, tetapi tidak melebihi jam malam yang diterapkan orang tua saya.

4.      THREAT-WEAKNESS
Saya akan mencoba mencari solusi untuk meminimalisasi kekurangan-kekurangan diri saya dan mengurangi kemungkinan terjadinya hambatan yang tidak diinginkan.

Review Hari Interaksi Pertama Rabu 1 Agustus 2012


Sebelum kumpul awal pada interaksi hari pertama, terlebih dahulu kami melakukan kumpul angkatan jam 6 pagi di gedung PLN. Kami bertemu dengan rekan-rekan Teknik Kimia yang juga sedang menyiapkan interaksi. Kami melengkap tugas-tugas kami yang kurang seperti name tag, biodata teman, kepangan identitas dan perlengkapan wajib.  Kami terlambat berkumpul ke GSG karena baru berangkat setelah waktu menunjukkan pukul setengah delapan lebih.  Waktu apel awal kami diingatkan kembali mengenai pentingnya kegiatan PPAB ini bagi diri kami sendiri. Setelah itu dilakukan pengecekan perlengkapan dan tugas-tugas.  Ada 56 orang dari angkatan kami yang terkena konsekuensi karena ketidaklengkapan bawaan dan kesalahan mengerjakan tugas. Oleh karena itu kami mengajukan solusi agar pada interaksi berikutnya tidak ada yg mendapat konsekuensi. Solusi tersebut antara lain dengan system buddy yang saling mengingatkan antar pasangan, pendataan kelengkapan barang bawaan, dan pengecekan perlengkapan terlebih dahulu sebelum mulai acara interaksi.

Setelah apel pagi dan pengecekan barang bawaan selesai, kami dimobilisasi ke labtek PTI di gedung Teknik industri. Di sana kami menyimak talk show mengenai visi hidup yang dibawakan oleh ka Rihan El ’04. Saya kebetulan mendapatkan bocoran akan adanya acara talk show ini karena diberitahukan langsung oleh ka Rihan yang notabene adalah mentor saya.  Beliau menekankan pentingnya mempunyai sebuah tujuan dalam hidup kita yang akan membimbing menuju jalan kesuksesan.  Sesi tanya jawab yang dilakukan setelah talk show disambut dengan antusias oleh peserta yang ingin bertanya. Di sini ka Rihan menggali lebih dalam tentang bagaimana menemukan passion dan menjaganya agar terus memberikan semangat kepada kita dalam mencapai tujuan hidup yang kita targetkan.

Sesi mentoring dilaksanakan setelah selesai talkshow dari ka Rihan. Kami dibagi menjadi dua belas kelompok. Masing-masing kelompok dipegang oleh dua orang pembimbing. Kemudian kami dimobilisasi menuju tempat mentoring masing-masing.  Saya masuk ke dalam kelompok sepuluh. Lokasi yang kami pilih menjadi tempat mentoring adalah selasar gedung PLN. Kami membahas mengenai penyususan tujuan hidup secara SMART-C (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Bonding, and Chalenging) visi dan misi hidup, pembuatan time capsule yang memperjelas pencapaian misi kita, dan materi mengenai penyusuna SWOT (Strength, Weakness, Opportuniti, dan Threat) dan TOWS Strategi (bagaimana kita menghubungkan keempat point T, O, W, S untuk dapat membantu mencapai tujuan kita).

Setelah selesai sesi mentoring, kami dimobilisasi untuk diberikan tugas oleh litbang ke lab PTI. Kemudian interaksi hari pertama ditutup dengan apel sore di GSG.