Monday, July 30, 2012

Impian Saya dan Langkah-Langkah untuk Menggapainya



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Untuk judul essay mengenai  visi misi hidup yang ditugaskan untuk PPAB MTI 2012, saya memilih judul sepertii diatas karena terdengar lebih fleksibel dan lebih menggambarkan apa yang akan saya ceritakan nanti.  Pertam-tama izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Aditya Parama Setiaboedi. Saya dilahirkan di Bandung pada tanggal 2 Agustus tahun 1994. Saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara yang semuanya adalah laki-laki. Setelah membaca buku Personality Plus karangan Florence Littauer, saya mengetahui kepribadian dasar saya adalah phlegmatic/sanguinis.

Saya memiliki banyak sekali mimpi dan impian saat masih kecil. Dan saat dewasa mimpi dan impian tersebut saya perjelas dan pertegas menjadi sebuah visi hidup. Dalam menyusun visi  hidup ini saya dipengaruhi oleh berbagai macam factor eksternal dan internal.  Anda tentu tahu bahwa perkembangan mental, fisik, dan pikiran seorang anak ditentukan oleh kebanyakan oleh orang tua dan lingkungan anak tsb. Dalam proses penyusunan visi dan misi hidup saya juga dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.  Dari awalnya Adit kecil yang memiliki impian untuk terbang ke bulan dan menjadi Superman, sampai Adit remaja yang memiliki impian yang lebih visible untuk dapat direalisasikan. Banyak factor yang mempengaruhi pperkembangan seorang Aditya dalam menentukan visi dan misi hidupnya, baik dari agama, orang tua, teman, sekolah, guru, buku, dan sebagainya. Namun yang paling mempengaruhi adalah lingkungan olah raga terutama orang tua.

Saya belajar dari buku, mentor, dan seminar-seminar mengenai pentingnya memiliki visi atau tujuan hidup. Ada kisah nyata yang saya alami mengenai visi hidup ini. Pada saat saya duduk di bangku kelas 3 SMA, saya memiliki impian sejak kecil untuk menjadi dokter. Karenanya saya belajar dengan rajin dan semangat tanpa kenal lelah mengejar mimpi saya agar dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.  Saya seolah memiliki nyala api semangat yang tidak pernah padam karena stok minyak impian yang tak ada habisnya. Impian benar-benar membuat kita “hidup” dan memberikan buah masa depan bagi orang yang memilikinya di hatinya. Kisah nyata tentang impian lainnya yang berkebalikan dengan cerita sebelumnya saya alami saat masa TPB ITB. Singkat cerita impian saya untuk menjadi dokter kandas akibat vonis buta warna parsial yang saya dapat dari dokter mata. Akhirnya saya mengubah impian saya menjadi melanjutkan kuliah ke FTI ITB karena alasan tertentu. Kisah ini dimulai saat saya diterima di FTI ITB melalui jalur undangan.  Karena visi saya untuk masuk ITB sudah tercapai, saya merasa kurang semangat hidup. Semangat belajar saya jadi menurun, saya pun malas-malasan dalam belajar. Akibatnya IPK saya tidak melebihi 3.3. Karena tamparan kehidupan tersebut saya belajar dan menginstrospeksi diri dalam menyusun impian atau visi hidup.  Seharusnya saya menjadikan ITB sebagai batu loncatan dalam garis takdir hidup saya, bukan menjadi tujuan akhir hidup saya.

Semenjak kelas III SMA saya telah menyusun visi dan misi hidup saya di sebuah buku yang saya beri judul Aditya’s Dream Book. Saya menuliskan 100 impian saya dan menempelkan berbagai gambar yang berhubungan dengan gambar-gambar tersebut. Dalam dream book tersebut tersirat visi dan misi Aditya muda. Seperti yang saya baca dan saya dengarkan dari berbagai sumber, impian-impian yang tertulis akan dapat direalisasikan.  Saya sendiri merasakan berbagai cara dan jalan terbuka menuntun saya menggapai visi-visi yang saya impikan. Ketika saya membuka buku tersebut pada tahun berikutnya, tak terasa bahwa sudah beberapa point yang saya coret dari daftar 100 impian tersebut yang berarti impian tersebut sudah tercapai. Masih banyak misi yang harus saya selesaikan untuk menggapai visi-visi yang telah saya tuliskan di daftar  dream book saya. Fighting !

Sejujurnya saya tidak dapat membagikan visi dan misi yang tertulis dalam dream book saya dalam essai ini. Anda dapat mengontak saya lebih lanjut jika ingin membaca goresan-goresan impian seorang Aditya Parama dalam buku tersebut. Namun ada satu hal yang dapat saya beritahukan kepada Anda visi saya. Salah satu visi saya hidup di dunia adalah menebarkan sebanyak-banyaknya amal di kebun dunia untuk dapat dipanen sebagai buah surga Allah di akhirat kelak.  Terima kasih telah berkenan membaca essai singkat saya. Sampai Jumpa!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

No comments:

Post a Comment